bagaimana cara meningkatkan anak supaya berprestasi?

Selasa, 30 Maret 2010

bacaan grorib dalam al-quran

  • Dalam Ilmu tajwid ada yang dinamakan bacaan Ghorib, yaitu bacaan yang asing/aneh/tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid pada umumnya. kebanyakan mengenai cara me-waqofkan huruf, namun ada juga beberapa yang khusus, di antaranya:

    1. Saktah

    Artinya Berhenti sejenak, lalu tanpa mengambil nafas baru, melanjutkan bacaan, ditandai dengan huruf 'Sin' pada rosm Utsmani, ato tulisan arab "saktah" di atas ayat nya pada cetakan Indonesia.

    Ada di 4 ayat: surat al-Kahfi [18]: 1-2, Yaasiin [36]: 52, al-Qiyamah [75]: 27, dan al-Muthoffifin [83]: 14

    contoh pada surat al-Muthoffifin, berbunyi "kalla bal rona", dibaca: "Kalla bal (berhenti,lalu tanpa mengambil nafas baru, dilanjutkan) rona..

    2. Isymam

    Artinya menampakkan, yaitu menampakkan dhommah yang terbuang dengan memonyongkan bibir.

    Hanya pada surat Yusuf [11]: ayat 11 pada kata :laa ta'manna. karena aslinya kata "ta'manna" adalah "ta'manunnna", dengan 3 huruf Nun berderet: nu(dhommah)-n (mati)-na(fat-hah), dan dalam tata bahasa mana pun, tidak diizinkan 3 huruf yang sama berderet sekaligus, makanya huruf nun dengan dhommah dihilangkan, namun tetap diisyaratkan ada, dengan memonyongkan bibir. dan menggabung dua huruf nun sesudahnya menjadi satu huruf dengan tanda syiddah (tasydid).

    jadi di baca: "laa ta'man(memonyongkan bibir sambil menahan dan mendengungkan nun (karena nun bertaysdid merupakan bacaan dengung)) baru kemudian dilanjut "..na"

    3. Imalah

    Yaitu mencondongkan, maksudnya Mencondongkan bacaan fathah (a) ke bacaan kasroh (i), sehingga terdengar seperti bacaan e. Hanya terdapat di surat Hud [10] ayat 41 pada kata "Majrooha", tanda fat-hah pada huruf "ro" di condongkan menjadi "re", jadi kata tersebut dibaca "Majreeha"

    4. Tas-hil

    Artinya melembutkan, yaitu melembutkan bacaan hamzah yang kedua pada dua huruf hamzah yang berderet, dan dua-duanya mempunyai harokat yang sama. Hanya pada surat Fushshilat [41] ayat 44

    Pada kata "a-a'jamiiyu", hamzah yang kedua dibaca mengayun, tidak sejelas yang pertama. afwan kalo kurang jelas, silahkan dengar murottal pada ayat ini. Ato tanya pada ustadz dan guru ngaji terdekat. "(^^_)"

    5. Naql (baca: Naqel)

    Artinya memindahkan, dalam hal ini memindahkan kasroh huruf hamzah ke huruf sebelumnya. Hanya di surat al-Hujurot [49]: 11, pada kata "Bi'salismu"

    Aslinya di baca "Bi'sal-ismu" namun tanda baca "i" dipindahkan ke huruf "lam" sebelum huruf hamzah (alif) pada huruf lam-alif tersebut, jadi huruf "lam" yang dibaca dengan harokat kasroh (Li), sehingga dibaca "Bi'salismu"

    6. Mad Badal Asli

    Perlu diketahui bahwa ada dua jenis huruf Hamzah, hamzah Washol (berbentuk seperti kepala huruf Shod) dan Hamzah qoth-tho' (berbentuk seperti kepala huruf 'ain). Namun sayangnya pada mush-haf cetakan indonesia Hamzah washol ditiadakan dan diganti dengan huruf alif dengan tanda harokat (fathah, kasroh, ato dhommah) saja.

    Hukum Mad Badal Asli ini terjadi ketika dua huruf hamzah tersebut bertemu, dan huruf hamzah yang kedua (hamzah qoth-tho') bertanda sukun (mati). Hanya ada di surat al-Ahqof [46] ayat: 4.

    Harus diperhatikan bagi yang membaca mush-haf cetakan Indonesia, karena peniadaan Hamzah washol tadi, tidak diberi keterangan apa-apa, ketika ada keharusan membaca dengan hukum Mad Badal Asli ini.

    Perhatikan kata "u'tuuni", pada pertengahan ayat ini. Cara membacanya bukan "u'tuunii" tapi memberi tanda kasroh pada hamzah yang pertama dan memanjangkannya dua harokat, jadinya di baca "iituunii.

    Tapi hal ini hanya berlaku ketika kita berhenti sebelum kata tadi, sementara kalo kita memilih melanjutkan bacaan, maka tetap dibaca Normal: "fis samaawaati'tuunii.." hingga akhir ayat.

    7. Nun Wiqoyah

    Keharusan membaca bunyi nun kasroh (Ni), ketika ada tanwin (fat-hah-tain, kasroh-tain, dommah-tain) bertemu hamzah washol. Hal ini dipermudah pada mush-haf cetakan indonesia dengan memberi tanda huruf nun kecil, di bawah ayatnya. namun tidak pada rosm Utsmani, karenanya hal ini harus diperhatikan.

    contoh pada surat al-Baqoroh [2]: 180, ada kata "khoiron" (ro bertanda dhommah-tain) bertemu dengan hamzah washol pada kata "al-Washiyyah", nah. ini bukan dibaca "Khoirol-Washiyyah", tapi menyelipkan bacaan "ni" diantara nya, jadi dibaca "Khoironil washiyyah".

    =======

    Tujuh poin di atas adalah bacaan-bacaan ghoribah secara khusus, sementara ada beberapa (banyak sih..) bacaan lainnya yang menjadi ghorib/aneh, ketika diwaqofkan, ato ketika suatu huruf bertemu huruf tertentu, ato penambahan bunyi sebagai bantuan mempermudah bacaan, ato yang harusnya dibaca pendek koq dibaca panjang, dan masih banyak lagi. Apa aja?

    InsyaAllah.. Biar ga kepanjangan.. bersambung yA..? "(^^_)>
    10 Februari jam 5:56 · Laporkan
  • Ricky Rahadian Setelah ada 7 poin khusus mengenai bacaan Ghorib, yaitu bacaan yang asing/aneh/tidak sesuai ilmu tajwid pada imumnya, sekarang coba kita lihat bacaan-bacaan ghoribah lainnya pada al-Qur-an:

    1. Huruf Shod yang dibaca Sin

    biasanya ditandai dengan adanya huruf "sin" di atas huruf "shod". dan terjadi ketika ada huruf "shod" mati bertemu dengan huruf Tho. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam membacanya.

    Contoh di surat al-Baqoroh [2]: 245, pada kata "wa yabsuthu", dan pada surat al-A'roof [7]: 69 pada kata "bas-thoh". huruf Shod dibaca tipis seperti huruf sin.

    2. Idghom (Memasukkan bacaan)

    di luar Idghom yang "normal" yaitu Idghom bi ghunnah dan bi la ghunnah, yang dasarnya adalah huruf nun mati ato tanwin bertemu dengan huruf-hurufnya.

    Kali ini Idghom yang dimaksud adalah ketika ada dua huruf yang sama letak makhroj nya bertemu, dan huruf yang pertama bertanda sukun (mati) ato pada rosm utsmani tidak berharokat sama sekali.

    Contoh pada ayat yang sudah akrab, pada surat al-Kafirun [109] ayat 4. "Wa Laa ana 'abidum maa 'abattum" di situ ada dua huruf yang sama makhroj nya yaitu huruf "dal" dan "ta". cara membacanya bukan "Abadetum" dengan memantulkan (qolqolah) huruf "dal", tapi meleburkannya ke huruf ta, sehingga huruf da seolah-olah tidak ada, jadi dibaca "abattum"

    contoh lain ketika huruf "lam" dan "ro" bertemu, pada surat Thoohaa [20] ayat 114, misalnya, pada kata "wa qul Robbi", tidak dibaca demikian, tapi dibaca "wa qurrobbi".

    contoh lain:
    1. surat an-Nisaa [4]: 158 --> "lam" bertemu "ro" (Barrofa'a),
    2. al-A'roof [7]:176 --> "tsa" bertemu "dza" (Yalhadzdzalika)
    3. al-Mursalat [77]:20, --> "qof" bertemu "kaf" (Nakhlukkum)
    4. Hud [10] ayat 42 --> "ba" bertemu "mim" (ya bunayyarkam ma'ana)
    5. al-maaidaah [5]: 28 --> "tho" bertemu "ta" (basatta) dan,
    5. an-Naml [6]:22 --> "tho" bertemu "ta" (ahattu)

    Pada mush-haf cetakan Indonesia, hal ini dipermudah dengan memberi tanda Syiddah (tasydid) pada huruf yang keduanya.

    3. Huruf Ziyadah

    Yaitu huruf yang tidak difungsikan. Biasanya ditandai dengan lingkaran/bulatan di atas huruf alif, ya, dan wawu. Huruf ini dianggap tidak ada.

    walaupun misalnya ada di atas huruf ya, sementara sebelumnya ada huruf berharokat kasroh (i), maka tidak boleh dibaca panjang.

    contohnya pada surat 'Ali-Imron [3] ayat 144, pada kalimat "afaimma", normalnya hamzah berharokat kasroh diikuti huruf ya mati, maka hukumnya adalah mad Thobi'i (asli) dan dibaca 2 harokat, namun ketika ada tanda lingkaran tanda huruf ya tersebut adalah huruf ziyadah, maka hukum tersebut tidak berlaku.

    4. Mad mubalaghoh

    coba deh perhatiin, pada kata yang berakhiran "Hi" ato "hu", kalo sebelum huruf "hi" ato "hu" nya huruf mati, maka huruf "hi" ato "hu" dibaca pendek (1 harokat), seperti pada kata "Alaihi", "Fiihi" (ada huruf "ya" mati sebelum huruf "hi")

    Tapi kalo sebelumnya huruf yang hidup maka bacaan "hi" ato "hu" itu dibaca panjang. seperti kata "innahuu" (huruf nun fat-hah), Bihii (ba kasroh), dll. Nah, itu nama Madnya adalah Mad Shilah.

    Sementara mad mubalaghoh adalah pengecualiannya. Huruf "hi" dibaca panjang, dua harokat, padahal sebelumnya ada huruf "ya" mati. Hanya ada pada surat al-Furqoon [25]: 69, yaitu:

    "wa yakhlud fiihii muhanaa".

    =======

    Wah.. wah.. baru empat poin tapi koq panjang bener yak? "(^^_),, masih ada lagi loh.. Biar ga bingung, segini dulu dah.. resapi n fahami dulu.. terus.. tunggu sambungannya..